Loha~ apa khabar khalayak semuanya? Dunno this "khalayak" of mine did exist or just a part of my imagination ㅋㅋㅋ~
Hari
ini ngebaca satu post di sns (tdk usah sebut merk lah ya) yg awalnya
bercerita tentang valak (you know valak rite?!) dan entah kenapa akhir
dari post itu malah berisi nyinyiran terselubung (in my imagination lho
ya, entah kenapa kesan yg saya tangkep gitu hahaha). Buat saya
membandingkan dan menganggap bahwa komunitas saya yg paling benar di sns
sesuatu yg tabu. ooh bukan..bukan karena saya takut atau malu
mengumunkan ttg apa yg saya yakini, hanya saja saya malas sekali
bersitegang konyol diakhir cerita (karena buat saya pada dasarnya semua
itu urusanmu dan Dia saja). Nah apa kaitanya sama nyinyiran terselubung
yg saya ceritakan soal valak itu, awalnya sih bercerita tentang valak
dan blablabla yg diakhiri manis dgn sebuah perbandingan (yg saya kira
tidak perlulah). Saya hanya berpikir jangan2 kalo yg bersangkutan ada yg
baca malah geger dan terjadi lagi perdebatan konyol seperti yg sudah2
(aah bosan dan capek, kenapa sih tdk hidup damai aja?!) Zuzur zaja siapa
yg tidak "panas" saat melihat apa yg kamu jadikan pegangan hidup di
usik dan di cerca, cuma orang yg sungguh sangat bijaksana yg bakal adem
bukan?! Nah masalah besarnya tidak semua memiliki keistimewaan itu dan
ini berlaku untuk kelompok manapun! Jadi sebaik2nya saya bakal
menghindarinya lah ya... Lain lagi dengan cerita seorang kenalan yg
ngerepost berita dari huru hara isu tetangga sebelah. Judulnya aja
"tetangga sebelah" itu artinya ya mas..nah thats not your business boy. Hahaha ternyata kepintaran sekali lagi bukan ukuran kebijaksanaan.
Di
dalam hati ini sebenarnya gatal banget pengen nanya pada tetua yg lebih
bijak dan arif di luar sana tentang syarat2 dan tanda bahwa seseorang
itu memiliki ketaatan yang hakiki? Dengan menjadi orang yg buta tuli
kah atau menjadi orang yg menelaah dan mencerna dulu kah atau yg
bagaimana?
Yang pasti post yg di share oleh satu kawan
itu kembali menyadarkan saya bahwa disaat kita sedang berpikir bahwa
kita sedang menyuarakan sebuah kebijaksanaan tapi ternyata di aliri juga
(tanpa sadar) dengan nyinyiran yang memberi celah buat merusak
keselarasan dan keseimbangan bermasyarakat. Dan ternyata menyampaikan
kabar baik dengan cara yg buruk tidak membuat orang lain mendengarnya
dengan jelas.
Karena saya bukanlah manusia sempurna
seperti kalian makanya pemikiran konyol ini tercipta. Maaf bila
kecerdasan dan kebijaksanaan berpikir anda membuat saya merasakan
ketidaknyamanan, saya setuju (sangat bahkan) dengan kata2 anda tetapi
saya kurang nyaman dengan kesan terakhir yg terasa nyesak di dada.
Karena saya tidak suka membandingkan antara apa yg saya percaya dan apa
yg orang lain yakini. Mungkin karena kebebalan itulah sehingga belum
bisa setara dengan ketaatan kalian.. :'(
Cuma Dia yg
tau betapa saya merindukan kedamaian dan lelah dengan semua haters yg
berdebat kosong diluar sana. Tetapi saya bersyukur dgn mereka
(chingudeul) yg "beda" dari saya juga banyak mengajarkan kebaikan memang
milik tiap manusia tanpa memandang golongan dan betapa indahnya Bhineka
Tunggal Ika itu...
Hope the best for Indonesia~♡